Seorang wanita di Skotlandia bernama Joy Milne bisa mendeteksi penyakit parkinson yang dideritanya suaminya melalui indera penciuman.
Hidung Joy mempunyai kemampuan hiperosmia atau kondisi yang memungkinkan penciumannya hipersensitif terhadap perubahan aroma.
Dikutip dari Scientific American (11/10/2022), dia menyadari bahwa suaminya, Les Milne menderita parkinson karena mengeluarkan aroma baru.
Ketika suaminya didiagnosis menderita parkinson beberapa tahun kemudian, Joy mengaitkan perubahan aroma ini dengan penyakit itu. Les meninggal pada tahun 2015.
Lantas, dari mana kemampuan itu dan bagaimana kisah Joy tersebut?
Asal kemampuan penciuman Joy
Dilansir dari NY Times (14/6/2024), Joy meyakini bahwa kemampuan itu merupakan warisan dari garis keturunan ibunya. Neneknya adalah seorang “hiperosmik”.
Neneknya mendorong Joy yang masih menjadi berusia anak-anak untuk memanfaatkan kemampuannya sebaik mungkin, dengan memintanya membedakan berbagai jenis mawar.
Nenek Joy juga mengajarinya membedakan aroma kelopak bunga dengan daun beraroma putik dan benang sari.
Namun, neneknya tidak menganggap aroma dalam bentuk apa pun sebagai topik pembicaraan atau obrolan yang sopan dengan orang lain. Betapapun baiknya informasi tentang dunia penciuman, ia mendesak cucunya untuk menyimpan kemampuan itu untuk dirinya sendiri.
Sementara suami Joy, Les Milne baru mengetahui keunikan hidung istrinya setelah hubungan mereka dimulai.
Kisah Joy Milne deteksi parkinson suaminya lewat penciuman
Kisah bermula pada suatu malam di bulan Agustus tahun 1982, ketika Joy mencium bau yang baru dan sangat tidak sedap.
Saat itu, dia baru pulang dari rumah sakit tempatnya bekerja. Sejak saat itu, bau tersebut tidak pernah berhenti, meskipun tidak ada orang lain selain Joy yang bisa merasakannya.
Bagi Joy, bahkan perubahan kecil pada aroma suaminya mungkin bisa membuat dia gelisah.
Tetapi aroma suaminya sekarang tampaknya telah berubah secara mendasar, seolah-olah digantikan oleh aroma orang lain.
Seolah-olah kepribadiannya telah berubah, Les tiba-tiba menjadi tidak bersemangat, pemarah, dan apatis.
Les didapati tidak lagi membantu pekerjaan rumah tangga dan malah membentak anak-anaknya.
Di pesta-pesta, Les bertingkah laku berlebihan dan penuh sandiwara sebelum pulang ke rumah dan pingsan karena kelelahan.
Joy merasa bahwa hal itu dimaksudkan untuk membuatnya jengkel, guna membuktikan bahwa keluhannya tentang sikap barunya tidak berdasar.
Kemunduran fisik yang aneh juga tampak mulai terjadi. Di rumah, dia merasa canggung dengan mesin pemotong rumput.
Saat berlibur ke pantai Skotlandia, ia dan putra-putranya mengikuti pelajaran berlayar. Ketika itu, anak-anaknya cepat mahir, tetapi Les tidak dapat mengatur waktunya.
Sebuah stik golf terlepas dari tangannya di tengah perjalanan. Saat bermain dart di rumah seorang teman, entah bagaimana Les melemparkan satu anak panah ke kakinya.
Tidur Les juga semakin terganggu dan dia mulai memerankan mimpinya. Les pernah bermimpi menangkap seorang pencuri hingga tidak sengaja membuat memar pada Joy di dunia nyata.
Bahkan Joy sempat mempertimbangkan untuk pergi meninggalkan Les yang perilakunya sudah berubah.
Namun setelah lebih dari satu dekade merasa terasing dan kesal, ia mulai berpikir bahwa perubahan pada suaminya mungkin memiliki penyebab organik, bahwa itu mungkin merupakan gejala dari suatu penyakit.
Ketika suaminya mulai menyebut “orang lain”, Joy menduga adanya tumor otak. Akhirnya Joy membujuk suaminya untuk menemui dokternya, yang kemudian merujuknya ke ahli saraf di Manchester.
Les pun diagnosis menderita parkinson mulai mengikuti berbagai perawatan untuk mengobati kondisi itu.
Penciuman Joy dites oleh ilmuwan
Pada 2012, Joy bertemu dengan ahli sarah Universitas Edinburgh bernama Tilo Kunath di sebuah acara mengenai parkinson.
Meskipun pada awalnya skeptis, Kunath dan rekan-rekannya menguji penciuman Joy dalam mendeteksi parkinson.
Mereka meminta Joy mencium 12 kaus, enam dari penderita parkinson dan enam dari orang yang tidak terkena. Dia dengan tepat mengidentifikasi penyakit pada keenam kasus tersebut.
Satu kaos dari orang sehat yang dikategorikannya sebagai penderita parkinson adalah milik seseorang yang didiagnosis menderita penyakit tersebut kurang dari setahun kemudian.
Kunath bersama dengan ahli kimia Universitas Manchester Perdita Barran dan rekan-rekannya, kemudian menggunakan spektrometri massa untuk memeriksa sebum (zat berminyak yang ditemukan di permukaan kulit) dari orang-orang yang didiagnosis menderita Parkinson.
Mereka menemukan perubahan molekuler yang menunjukkan adanya perubahan metabolisme molekul lemak yang dikenal sebagai lipid.