Proyek pemasangan jaringan pipa gas di ibu kota Peru, Lima, berujung pada penemuan arkeologis.
Penemuan tersebut berupa jasad seorang anak yang telah menjadi mumi dan diperkirakan berusia lebih dari 1.000 tahun.
Penemuan mumi ini terjadi di Distrik Puente Piedra, kawasan utara Lima, ketika para pekerja utilitas menemukan batang pohon huarango, pohon khas pesisir Peru yang sering dijadikan penanda makam dalam tradisi kuno.
Saat penggalian diperluas, terungkap jasad seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 hingga 15 tahun dalam posisi duduk dengan kaki dan tangan terlipat, hanya sekitar 50 sentimeter di bawah permukaan tanah.
Menurut arkeolog dari perusahaan gas Calidda, gaya penguburan dan benda-benda yang menyertainya menunjukkan bahwa mumi itu berasal dari periode antara tahun 1000 hingga 1200 M. Lantas, seperti apa wujud mumi yang ditemukan dan mengungkap fakta sejarah apa saja?
Mumi dibalut kain dan dikelilingi artefak
Dilansir dari CBS News, Senin (23/6/2025), jasad mumi tersebut dibungkus dalam kain dan dikubur bersama berbagai benda, seperti labu siam, keramik berbentuk piring, botol, hingga kendi berhias pola geometris.
Selain itu terdapat juga benda seperti sosok para nelayan yang merupakan artefak yang khas dari budaya pesisir pra-Inka.
Penemuan mumi di Peru ini menambah daftar panjang temuan arkeologis di wilayah Lima yang dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan kuno di Amerika Selatan.
Meski telah berkembang menjadi area urban dan permukiman padat, wilayah ini dulunya adalah lahan pertanian yang menyimpan banyak warisan budaya bawah tanah.
Sebagaimana diwajibkan oleh hukum Peru, setiap proyek utilitas publik harus melibatkan arkeolog profesional karena tingginya kemungkinan situs bersejarah yang tersembunyi di bawah tanah.
“Ini bukan hal yang mengejutkan, mengingat wilayah pesisir Peru dengan iklim kering sangat mendukung proses mumifikasi alami,” jelas arkeolog Pieter Van Dalen, dikutip dari AP News, Kamis (19/6/2025), meskipun ia tidak terlibat langsung dalam penemuan ini.
Deretan penemuan mumi serupa
Sejak 2004, perusahaan Calidda mencatat lebih dari 2.200 penemuan arkeologis selama pengerjaan proyek infrastruktur.
Kota Lima sendiri memiliki lebih dari 500 situs kuno, termasuk puluhan huaca, makam atau bangunan suci yang menjadi bagian penting dari peradaban Andes.
Sebelumnya, pada April lalu, tim arkeolog menemukan jasad seorang perempuan bangsawan berusia 5.000 tahun di kota kuno Caral, yang dulunya dijadikan tempat pembuangan sampah.
Di selatan Peru, penggalian lain juga menemukan sisa-sisa jasad lebih dari 20 orang yang diyakini korban konflik dari budaya Chancay.
Jose Aliaga, arkeolog dari Calidda yang terlibat langsung, menyatakan bahwa mumi anak yang baru ditemukan ini masih memiliki rambut coklat tua yang utuh, sebuah kondisi luar biasa mengingat usia jasad tersebut.
“Temuan ini menunjukkan bahwa di lokasi ini kemungkinan besar terdapat situs pemakaman prahispanik yang belum pernah terungkap sebelumnya,” ujarnya.
Dengan penemuan ini, kawasan metropolitan Lima sekali lagi menegaskan posisinya sebagai wilayah yang bukan hanya penuh dinamika modern, tetapi juga menyimpan lapisan-lapisan sejarah peradaban kuno yang terus menanti untuk digali.