Seorang warganet mengaku menjadi korban penipuan oleh orang yang meminta QR Bank Mandiri.
Kisah tersebut viral di media sosial Instagram pada Senin (16/6/2025). Dalam video berdurasi sekitar 23 detik tersebut, pengunggah melalui akun Instagram @anastasya**** menceritakan kronologinya.
Ia menjelaskan bahwa ada pelanggannya yang meminta membayar menggunakan QRIS. Namun, bukannya menerima uang, justru saldo dari rekeningnya terpotong sebanyak Rp 2 juta.
“Kita baru aja ketipu ilang 2 juta dari Bank Mandiri. Ini customer minta QRIS kita dong. Hati-hati, gaes, ini bener-bener modus penipuan baru,” ucap pengunggah dalam video.
“Jadi ini customer minta QRIS dari Mandiri, terus kita udah masukin pin segala macem, tiba-tiba saldo kita kepotong 2 juta,” lanjut dia.
Selain itu, dalam video juga tertera tangkapan layar yang menampilkan adanya transaksi menggunakan QR Bayar ke Kedai Ririn senilai Rp 2 juta.
Di video lainnya, pengunggah menjelaskan bahwa oknum tersebut meminta QRIS kepada admin tokonya.
Ia menceritakan bahwa selama berbisnis, tidak pernah adminnya memberikan QR code kepada pelanggannya.
“Ada satu kelolosan, dia minta QR-nya. Akhirnya dikasih tuh Bank Mandiri, langsung tuh ilang 2 juta. Dia bayar pakai saldo kita,” ucap pengunggah.
“Habis itu dia enggak cuma sekali doang. Dia minta lagi QRIS-nya, katanya (QRIS sebelumnya) itu enggak bisa, tapi admin Nana keburu hapus. Kalau enggak segera dihapus itu dia ilangin saldo kita lagi berapa,” imbuhnya. Hingga Rabu (18/6/2025), video itu sudah ditonton sebanyak lebih dari 3,2 juta kali oleh pengguna Instagram lainnya.
Dari unggahan tersebut, beberapa warganet pun berkomentar bahwa pengunggah keliru memberikan QR Bayar dan dinilai belum tahu perbedaan antara QR Bayar dengan QR Transfer.
“QR Bayar kok bisa dikasih ke orang? Gak sadar atau gimana?” tulis akun Instagram @tika**** dalam kolom komentar.
Lalu, apa perbedaan antara QR Bayar dan QR Transfer?
Penjelasan pakar soal QR bayar dan QR transfer
Pakar Keamanan Siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengatakan, perbedaan mendasar QR Bayar dan QR Transfer atau pembayaran cukup sulit jika dilihat secara fisik.
“Cukup sulit dibedakan dengan mata telanjang, tetapi bisa dibedakan ketika proses membuat QR code itu,” ujar Alfons saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/6/2025).
Ia menjelaskan, pada QR Bayar, pengguna membuat QR code yang ditujukan agar orang bisa menerima uang kita atau si pembuat QR.
Sementara, untuk QR Transfer, pengguna tidak perlu memasukkan PIN dan hanya scan saja. “Jadi, memang pengguna QRIS ini harus teliti mengikuti langkah-langkahnya dengan benar, jangan sampai kita yang jadi korban lalu menyalahkan QRIS,” lanjut dia.
Terkait kasus video viral ini, Alfons menyampaikan, kejadian tersebut permasalahannya tidak pada QRIS, melainkan pada pengguna yang kurang memperhatikan prosedur.
Menurutnya, sebelum menjalankan transaksi, harus dipahami betul prosedurnya agar tidak keliru dalam memilih mode transaksi.
“Jadi kita harus teliti gitu, jangan mau gampangnya saja, maunya scan, langsung bayar, tapi kan ada juga kita yang masukan PIN. Kalau kita bikin QR, kita kasih (uang) ke orang,” ucap dia.
Cara menghindari penipuan modus QRIS
Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rosihan Ari Yuana, S.Si, M.Kom., menyampaikan bahwa memang ada perbedaan antara QR code untuk pembayaran dan transfer.
Menurut dia, perbedaannya ada di proses generate.
“Kalau yang buat pembayaran (merchant) itu hanya di-generate sekali saja selamanya. Satu merchant satu QR code dan tertulis pemiliknya adalah nama merchant-nya bukan nama personal,” ujar Rosihan saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Selasa (17/6/2025).
Sementara pada QR transfer, ia menambahkan, kodenya di-generate per transaksi.
“Jadi akan selalu unik setiap kali transfer dan nama yang muncul adalah nama pemilik rekening bank atau dompet digital,” lanjut dia.
Terkait kasus viral di atas, Rosihan mengatakan, saat ini sistem QRIS telah dikembangkan dan tidak hanya untuk platform pembayaran transaksi dari konsumen ke merchant tapi juga transfer dana lintas bank atau dompet digital.
Dalam konteks ini, dana akan bisa langsung masuk ke akun rekening bank atau dompet digital masing-masing, tanpa masuk dulu ke akun QRIS.
Meski begitu, Rosihan juga menambahkan bahwa masyarakat perlu tahu juga celah transaksi dan lebih berhati-hati.
Menurut dia, ketika seseorang mau transfer atau bayar, pastikan nama merchant atau penerima dana sesuai. Ia mengatakan, jangan sampai asal scan dan pencet tombol ponsel, di mana bisa jadi nama penerima atau nama merchantnya tidak sama.
“Jadi QRIS hanya dipakai buat modus penipuan saja. Misal donasi harusnya ditujukan ke A tapi malah ditujukan ke B atau penipunya,” ucap dia.
Selain itu, Rosihan juga menjelaskan mengenai beberapa tips untuk mencegah penipuan modus QRIS.
Pertama, biasakan selalu cek nama merchant sebelum klik “bayar” atau transfer. Kedua, pastikan HP kita aman dari virus, jangan asal instal aplikasi yang tidak jelas.
Ketiga, hindari pakai WiFi umum waktu transaksi, karena itu rawan terjadinya transaksi tidak diinginkan.
“Untuk merchant, pastikan QRIS-nya ditempel di tempat yang aman, jangan sampai mudah ditempelin QR palsu,” kata Rosihan.
“Kalau bisa, merchant juga pasang sistem notifikasi real-time supaya langsung tahu kalau ada pembayaran masuk,” imbuhnya.